diyetekno – OpenAI mengklaim GPT-5 punya kemampuan menulis kreatif yang jauh lebih baik. Untuk membuktikannya, kami menguji kemampuan menulis kreatif ChatGPT-5 dengan lima prompt yang menantang, mulai dari puisi hingga cerita yang mengeksplorasi emosi tanpa menyatakannya secara langsung. Hasilnya? Campur aduk, ada yang gagal total, ada juga yang berhasil memukau!
Kisah Pendek Baterai Smartphone

Prompt: Tulis cerita 150 kata tentang ketakutan lupa mengisi daya smartphone semalaman tanpa menyebutkan apa ketakutannya.
Respon ChatGPT-5 cukup baik. Model ini berhasil menyampaikan tema spesifik tanpa menyebutkannya secara langsung. Gaya penulisannya juga bagus, menciptakan ketegangan, memberikan citra yang baik, dan tetap menarik.
Interaksi Badut
Prompt: Tulis dialog antara dua badut di pesta ulang tahun anak-anak yang mereka sewa. Tak satu pun dari mereka benar-benar tahu bagaimana menjadi badut, tetapi tidak ingin ketahuan.
Hasilnya mengecewakan. ChatGPT memberikan dialog yang canggung dan bertele-tele. Bahkan setelah dibatasi menjadi 15 baris, percakapan tetap membingungkan dan terasa seperti lelucon bapak-bapak yang panjang.
Cyberpunk Tokyo
Prompt: Tulis narasi suara untuk adegan pembuka film. Latar dunia fantasi di Cyberpunk Jepang. Cerita berkisah tentang dua anak muda yang akan tumbuh dewasa untuk menyelamatkan dunia karena mereka memiliki gen khusus. Susun sisa plot dan buka cerita dengan latar belakang yang cukup untuk menguraikan dunia.
ChatGPT gagal menghasilkan narasi suara yang koheren. Plotnya berantakan dan penuh dengan istilah-istilah yang tidak jelas. Meskipun terdengar bagus, sulit untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Puisi Air Terjun
Prompt: Tulis puisi tentang kekaguman melihat air terjun untuk pertama kalinya.
Respon ChatGPT-5 sederhana dan generik. Puisi tersebut memenuhi semua persyaratan, tetapi tidak terlalu unik atau istimewa. Tidak ada peningkatan kreatif yang dijanjikan dengan GPT-5.
Narasi yang Menantang
Prompt: Tulis narasi multi-suara 250 kata yang dimulai sebagai kronik sejarah, beralih ke buku harian pribadi, dan kemudian larut ke dalam puisi prosa surealis. Subjeknya adalah kebangkitan dan kejatuhan kota fiksi yang dibangun seluruhnya dari kaca. Setiap bagian harus mencerminkan suara dan gaya yang berbeda: kronik harus otoritatif dan tepat, buku harian harus intim dan bertentangan, dan puisi prosa harus seperti mimpi dan simbolis.
Ini adalah prompt tersulit yang diberikan kepada ChatGPT. Namun, model ini berhasil melakukannya dengan baik. ChatGPT mencapai citra pencerminan yang dibahas dan memahami perubahan struktur dan plot yang diperlukan.
Kesimpulan
Pengujian kemampuan menulis kreatif ChatGPT-5 memberikan hasil yang beragam. Beberapa prompt berhasil diselesaikan dengan baik, sementara yang lain gagal total. Meskipun GPT-5 memiliki potensi untuk menjadi kolaborator menulis yang kreatif, masih ada ruang untuk perbaikan.
Tentang Penulis
Alex Hughes adalah editor AI di diyetekno.com. Dia memiliki pengalaman luas dalam meliput berita dan tren terbaru di bidang AI dan teknologi. Sebelum bergabung dengan diyetekno.com, Alex bekerja untuk TechRadar dan BBC Science Focus.

