diyetekno – Gelombang PHK melanda perusahaan teknologi raksasa, memangkas lapisan manajemen menengah demi efisiensi. Namun, benarkah AI sepenuhnya biang keladi? Seorang jurnalis di diyetekno.com melakukan eksperimen unik: mewawancarai tiga AI (Gemini, ChatGPT, dan Claude) untuk posisi Program Manager. Siapa yang lolos?
Simulasinya ketat: surat lamaran, pertanyaan wawancara menantang, semua seragam. Mari kita bedah performa para kandidat AI ini:

-
Surat Lamaran: Gemini unggul dengan strategi cerdas, meniru deskripsi pekerjaan persis. ATS (Applicant Tracking System) dan pembaca manusia akan terkesan.
-
Manajemen Proyek: Claude memenangkan ronde ini. Ia menunjukkan pemikiran strategis, kehadiran eksekutif, dan ketelitian metodologis yang diharapkan dari seorang berpengalaman.
-
Manajemen Klien: Lagi-lagi Claude! Kecerdasan emosionalnya bersinar, memahami tekanan yang dihadapi para eksekutif.
-
Menyeimbangkan Proyek: Claude kembali memukau. Ketajaman bisnis, kesabaran strategis, dan pola pikir komersialnya membedakannya dari manajer program junior.
-
Prioritas Proyek: Gemini akhirnya bersinar. Proses terstruktur dan matriks Dampak/Urgensi-nya paling seimbang.
-
Pendekatan Tim Data: Gemini kembali unggul. Pemikiran strategis tingkat eksekutifnya jernih dan resonan bagi semua pihak.
-
Kualitas Program Manager Hebat: Claude menutup wawancara dengan gemilang. Kerangka tujuh poinnya melampaui perbedaan dangkal, menangkap esensi seorang Program Manager hebat.
Pemenangnya Adalah…
Claude! Ia memadukan kedalaman strategis, kecerdasan emosional, dan ketajaman bisnis, paling mendekati ekspektasi dunia nyata untuk seorang Program Manager senior. Gemini jadi runner-up yang mengesankan, sementara ChatGPT kurang dalam strategi.
Eksperimen ini membuktikan: AI bisa meniru logika manajemen menengah, tetapi kepemimpinan tetap butuh campuran unik penilaian, kedalaman, dan empati manusia.

